Saturday, March 16, 2013

MENGELOLA KARTU PIUTANG BISNIS

Kartu piutang adalah salah satu hal yang penting dalam dunia bisnis. Dengan adanya kartu piutang maka perusahaan dapat mengetahui rincian mutasi piutang dari setiap debitur perusahaan. Data rincian tersebut harus dikelola dengan baik agar dapat digunakan untuk memanage piutang dari pelanggan. Apabila piutang dimanage dengan baik maka nilai piutang yang dicatat dalam laporan keuangan akan menunjukan nilai yang sebenarnya. Mengingat pentingnya pengelolaan kartu piutang maka dibuatlah postingan ini, selamat membaca dan memahami ulasan yang saya sampaikan berikut ini, semoga ulasan dalam postingan ini dapat menjadi bagian dari kesukasesan anda.

Persiapan Pencatatan Piutang dalam bisnis

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam proses pencatatan piutang, antara lain sebagai berikut:
a) Kartu Piutang
Kartu piutang merupakan catatan akuntansi berupa buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap pelanggannya.
b) Buku Jurnal
Buku jurnal yang diperlukan dalam pencatatan akuntansi, antara lain sebagai berikut:
1. Jurnal Penjualan
Digunakan untuk mencatat  timbulnya piutang karena adanya penjualan kredit.
2. Jurnal retur penjualan
Digunakan untuk mencatat pengurangan piutang karena adanya retur penjualan
3. Jurnal Umum
Digunakan untuk mencatat pengurangan piutang karena adanya piutang yang dihapus
4. Jurnal Penerimaan Kas
Digunakan untuk mencatat pengurangan piutang karena adanya pelunasan piutang.

Ketentuan dalam posting jurnal ke kartu piutang


Prosedur yang harus dilakukan dalam pencatatan piutang adalah  dengan memposting jurnal-jurnal yang bersangkutan dengan piutang kedalam kartu piutang, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penjualan kredit
Dicatat dalam jurnal penjualan atas dasar faktur penjualan disertai dengan order pengiriman barang
b. Retur penjualan
dicatat dalam jurnal retur penjualan berdasarkan memo kredit yang disertai dengan laporan penerimaan barang.
c. Penghapusan piutang
Dicatat dalam jurnal umum dengan bukti memorial yang dibuat oleh bagian kredit
d. Penerimaan Kas
Sebagai pelunasan piutang dicatat dalam jurnal penerimaan kas disertai dengan bukti kas masuk.

Sebelum Membahas lebih jauh tentang kartu piutang, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu tentang piutang itu sendiri. Piutang timbul karena adanya penjualan secara kredit, penjualan kredit akan menguntungkan perusahaan  karena lebih menarik  bagi calon pembeli, sehingga volume penjualan meningkat, dengan demikian pendapatan perusahaan akan bertambah. Di lain pihak, penjualan secara kredit seringkali mendatangkan kerugian. Kerugian semacam itu dalam dunia usaha dianggap sebagai hal yang normal dan merupakan resiko yang sudah selayaknya bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit. dilihat dari sudut pandang manajemen, adanya kerugian piutang dalam jumlah yang wajar menunjukan bahwa kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan sedah tepat. Kerugian yang terlalu tinggi memberi petunjuk bahwa kebijakan kredit perusahaan masih terlalu longgar.
Pengelolaan Piutang

Pengertian dan Jenis-jenis Piutang

Piutang merupakan Klaim/tagihan perusahaan terhadap pihak ketiga yang timbul karena adanya suatu transaksi. Pada dasarnya piutang dikelompokan mejadi tiga jenis, antara lain:
1. Piutang Dagang (account receivable)
adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan sebagai akibat adanya penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun sehingga dilaporkan sebagai aktiva lancar.

2. Piutang wesel/ wesel tagih (notes receivable)

adalah piutang berupa perjanjian tertulis debitur kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Pada umumnya piutang wesel berjangka waktu lebih dari 60 hari. Apabila piutang wesel berjangka waktu kurang dari satu tahun maka dilaporkan sebagai aktiva lancar dalam neraca, sedangkan untuk piutang wesel berjangka waktu lebih dari satu tahun diperlakukan sebagai piutang jangka panjang.

3. Piutang Lain-lain (Other receivable)

adalah segala bentuk tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel. Contoh piutang yang termasuk dalam piutang lain-lain, antara lain:
a. Piutang dividen (dividend receivable)
b. Piutang bunga
c. Uang muka pembelian (purchases prepayment)
d. Uang muka kepada pegawai (advance to employees)
e. uang muka pembelian saham (advance stock)
f. Tagihan terhadap langganan untuk pengembalian tempat barang
g. Tuntutan kerugian kepada perusahaan asuransi (claim of looses or damage)

     

No comments:

Post a Comment